Penulis:
بسم الله الرحمن الرحيم
Inilah sejatinya inti tauhid. Namun dalam tauhid inilah justru bertabur penyimpangan. Betapa banyak ritual kesyirikan yang dipersembahkan untuk hewan keramat seperti Kyai Slamet,tokoh-tokoh rekaan macam Nyi Roro Kidul, atau benda/tempat “keramat” yang jumlahnya tak terhitung lagi. Juga “aksesoris” kesyirikan berupa jimat, rajah penolak bala, dsb. Di dunia modern pun kita mengenal astrologi, feng shui, dan sejenisnya. Pertanyaannya, di mana pengakuan bahwa Allah Maha Pelindung, bahwa Allah yang mengatur segala urusan makhluk-Nya termasuk rizki, karir, jodoh, dan lainnya?
Dzat yang menciptakan, menguasai, dan mengatur alam semesta ini adalah Allah -Subhanahu wa Ta’ala-. Oleh sebab itu, selayaknya manusia hanya beribadah kepada Allah -Subhanahu wa Ta’ala- dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Inilah yang disebut dengan Tauhid Uluhiyyah. Setelah ini, kita akan meringkas penyebutannya dengan satu kata saja yaitu tauhid. Karena inilah intisari dari seluruh jenis tauhid.
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- telah menciptakan bagi manusia berbagai sarana dan prasarana berupa alam semesta ini. Semua itu untuk mewujudkan peribadahan kepada-Nya. Allah -Subhanahu wa Ta’ala- juga membantu mereka untuk mewujudkan peribadahan tersebut dengan limpahan rizki. Sedangkan Allah -Subhanahu wa Ta’ala- tidak membutuhkan imbalan apa pun dari para makhluk-Nya. Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ. مَا أُرِيْدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيْدُ أَنْ يُطْعِمُوْنِ. إِنَّ اللهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِيْنُ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rizki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” (Adz-Dzariyat: 56-58)
Sesungguhnya tauhid tertanam pada jiwa manusia secara fitrah. Namun asal fitrah ini bisa dirusak oleh bujuk rayu setan yang memalingkan dari tauhid dan menjerumuskan ke dalam syirik. Para setan baik dari kalangan jin dan manusia bahu-membahu untuk menyesatkan manusia dengan ucapan-ucapan yang indah.
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِيْنَ اْلإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوْحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوْرًا وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوْهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُوْنَ
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-pekataan yang indah-indah untuk menipu manusia. Kalau seandainya Rabbmu menghendaki niscaya mereka tidak akan memperlakukannya, maka biarkanlah mereka dan kedustaan yang mereka perbuat.” (Al-An’am: 112)
Sumber : http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=442, ditulis kembali secara terpisah persub judul oleh Ittibausalaf press.
0 comments:
Posting Komentar