Suicide Bombing, Dosa Warisan Kaum Khawarij
Sungguh sepak terjang para Khawarij Gaya Baru (baca: teroris) yang keliru pada zaman sekarang ini dengan membuang bom secara sembarangan dan menghalalkan darah yang haram ditumpahkan, merupakan dosa warisan kaum Khawarij yang berakar pada kesesatan mereka dalam memahami agama ini. Bibit-bibit kesesatan kaum pemberontak ini muncul di zaman Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wa sallam-, dari seorang yang bernama DzulKhuwaisiroh.
Sebagaimana diriwayatkan dari shahabat Abi Sa’id Al-Khudri -Radhiallahu ‘anhu-, ia berkata: Ketika kami berada di sisi Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- dan beliau sedang membagi-bagi (harta), datanglah Dzul Khuwaisirah dari Bani Tamim, lalu ia berkata: “Wahai Rasulullah, berbuat adillah!” Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- pun bersabda: “Celakalah engkau! Siapa lagi yang berbuat adil jika aku tidak berbuat adil ? Benar-benar merugi jika aku tidak berbuat adil.”
Maka ‘Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu ta’ala ‘anhu berkata: “Wahai Rasulullah, ijinkanlah aku untuk memenggal lehernya!” Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- berkata: “Biarkanlah ia, sesungguhnya ia akan mempunyai pengikut yang salah seorang dari kalian merasa bahwa shalat dan puasanya tidak ada apa-apanya dibandingkan shalat dan puasa mereka, mereka selalu membaca Al Qur’an namun tidaklah melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari Islam sebagaimana keluarnya anak panah dari ar-ramiyyah, dilihat nashl-nya (besi pada ujung anak panah) maka tidak didapati bekasnya. Kemudian dilihat rishaf-nya (tempat masuknya nashl pada anak panah) maka tidak didapati bekasnya, kemudian dilihat nadhiy-nya (batang anak panah) maka tidak didapati bekasnya, kemudian dilihat qudzadz-nya (bulu-bulu yang ada pada anak panah) maka tidak didapati pula bekasnya. Anak panah itu benar-benar dengan cepat melewati lambung dan darah (hewan buruan itu). Ciri-cirinya, (di tengah-tengah mereka) ada seorang laki-laki hitam, salah satu lengannya seperti payudara wanita atau seperti potongan daging yang bergoyang-goyang, mereka akan muncul di saat terjadi perpecahan di antara kaum muslimin.”
Abu Sa’id Al-Khudri -Radhiallahu ‘anhu- berkata: “Aku bersaksi bahwa aku mendengarnya dari Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan aku bersaksi pula bahwa ‘Ali bin Abi Thalib -Radhiallahu ‘anhu- yang memerangi mereka dan aku bersamanya. Maka ‘Ali -Radhiallahu ‘anhu- memerintahkan untuk mencari seorang laki-laki (yang disifati oleh Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, diantara mayat-mayat mereka) dan ditemukanlah ia lalu dibawa (ke hadapan ‘Ali), dan aku benar-benar melihatnya sesuai dengan ciri-ciri yang disifati oleh Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam-.” (Shahih, HR. Al-Imam Muslim dalam Shahih-nya, Kitabuz Zakat, bab Dzikrul Khawarij wa Shifaatihim, 2/744)
Kemudian muncul kembali pada akhir zaman Khalifah Utsman -Radhiallahui 'anhu-, mereka semakin berani dan kemudian terjadilah tragedi penghalalan darah kaum Muslimin yang pertama dari mereka, yakni dengan keberhasilan mereka membunuh Khalifah 'Utsman bin Affan -Radhiallahu 'anhu-.
Sejak itu gerakan-gerakan mereka terus saja berlanjut, mungkin kalau di runtut satu persatu tidak cukup waktu dan halaman posting ini meruntutnya.
Namun diantara kisah pemberontakan kaum Khawarij ini yang menghebohkan kembali muncul pada 1 Muharram 1399 H atau sekitar hari Selasa 20 November 1979 M. Ketika itu Juhaiman bin Saif Al-Utaibi seorang mantan tentara Garda Nasional Saudi berhasil melakukan kudeta dan menduduki kota Makkah. Sepak terjang mereka yang menyerang kota haram (Makkah) di bulan haram (Muharram), dan berhasil menumpahkan darah kaum Muslimin (yang haram ditumpahkan). Tokoh Juhaiman yang berhasil menduduki Masjidil-Haram sekitar 2 pekan ini, pada akhirnya bisa ditumpas oleh tentara Tauhid dari kerajaan Saudi.
Namun demikian, walaupun mereka telah tertumpas, kemudian pada zaman sekarang muncul kembali seorang tokoh yang dikenal sebagai Usamah bin Laden. Dia betul-betul mengikuti dan mentokohkan sosok Juhaiman.
Di Indonesia juga muncul tokoh-tokoh yang mereka mengikuti Juhaiman dan Usamah bin Laden. Mereka dengan terang-terangan telah menganggap sosok-sosok tadi sebagai Syaikh dan guru mereka. Maka muncullah tokoh seperti Dr. Azhari, Noordin M Top, Imam Samudra, Amrozi, Mukhlas dst.
Dosa warisan disini adalah karena kesesatan mereka yang berakar turun temurun dari nenek moyang mereka seperti Dzul Khuwaisiroh atau semisal Juhaiman. Bahkan ketiga terpidana mati (Imam Samudra, Amrozi dan Mukhlas), ketika mereka hendak di eksekusi, mereka meninggalakan surat washiat agar pemberontakan dan pertumpahan darah tetap dilanjutkan. Mereka mewashiatkan agar para penguasa -yang notabene masih Muslim- yang telah memerintahkan untuk mengeksekusi mereka, halal untuk dibunuh. Betul-betul washiat kesesatan yang terus diwariskan.
Pemahaman sesat mereka dengan menghalalkan cara-cara yang diharamkan Allah telah nampak pada mereka, seperti Aksi Bunuh diri mereka dengan bom, gerakan cacing mereka yang cenderung sembunyi-sembunyi di bawah tanah, ataupun gaya hidup bunglon, seperti bersembunyinya Noordin M Top dengan berganti-ganti penampilan, baik pakaian, wajah termasuk mencukur jenggotnya, itu merupakan hal biasa, yang sama sekali tidak pernah ada contohnya dari Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wa sallam- dan para Shahabatnya.
Dan perekrutan mereka tehadap "calon pengantin" (pelaku bom bunuh diri) mereka rekrut dari para pemuda yang memiliki semangat tapi bodoh dalam syariat agama. Oleh karena itu hendaknya para orangtua waspada dengan gerakan perekrutan mereka, jangan sampai anak-anak kita tercebur dan masuk dalam ajaran dan gerakan mereka...Naudzubillah. Silahkan baca, Agar anak tidak menjadi teroris . Wallahu a'lam bish-Shawwab.
Abu Harits Faishal (dari berbagai sumber)
Abu Sa’id Al-Khudri -Radhiallahu ‘anhu- berkata: “Aku bersaksi bahwa aku mendengarnya dari Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan aku bersaksi pula bahwa ‘Ali bin Abi Thalib -Radhiallahu ‘anhu- yang memerangi mereka dan aku bersamanya. Maka ‘Ali -Radhiallahu ‘anhu- memerintahkan untuk mencari seorang laki-laki (yang disifati oleh Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, diantara mayat-mayat mereka) dan ditemukanlah ia lalu dibawa (ke hadapan ‘Ali), dan aku benar-benar melihatnya sesuai dengan ciri-ciri yang disifati oleh Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam-.” (Shahih, HR. Al-Imam Muslim dalam Shahih-nya, Kitabuz Zakat, bab Dzikrul Khawarij wa Shifaatihim, 2/744)
Kemudian muncul kembali pada akhir zaman Khalifah Utsman -Radhiallahui 'anhu-, mereka semakin berani dan kemudian terjadilah tragedi penghalalan darah kaum Muslimin yang pertama dari mereka, yakni dengan keberhasilan mereka membunuh Khalifah 'Utsman bin Affan -Radhiallahu 'anhu-.
Sejak itu gerakan-gerakan mereka terus saja berlanjut, mungkin kalau di runtut satu persatu tidak cukup waktu dan halaman posting ini meruntutnya.
Namun diantara kisah pemberontakan kaum Khawarij ini yang menghebohkan kembali muncul pada 1 Muharram 1399 H atau sekitar hari Selasa 20 November 1979 M. Ketika itu Juhaiman bin Saif Al-Utaibi seorang mantan tentara Garda Nasional Saudi berhasil melakukan kudeta dan menduduki kota Makkah. Sepak terjang mereka yang menyerang kota haram (Makkah) di bulan haram (Muharram), dan berhasil menumpahkan darah kaum Muslimin (yang haram ditumpahkan). Tokoh Juhaiman yang berhasil menduduki Masjidil-Haram sekitar 2 pekan ini, pada akhirnya bisa ditumpas oleh tentara Tauhid dari kerajaan Saudi.
Namun demikian, walaupun mereka telah tertumpas, kemudian pada zaman sekarang muncul kembali seorang tokoh yang dikenal sebagai Usamah bin Laden. Dia betul-betul mengikuti dan mentokohkan sosok Juhaiman.
Di Indonesia juga muncul tokoh-tokoh yang mereka mengikuti Juhaiman dan Usamah bin Laden. Mereka dengan terang-terangan telah menganggap sosok-sosok tadi sebagai Syaikh dan guru mereka. Maka muncullah tokoh seperti Dr. Azhari, Noordin M Top, Imam Samudra, Amrozi, Mukhlas dst.
Dosa warisan disini adalah karena kesesatan mereka yang berakar turun temurun dari nenek moyang mereka seperti Dzul Khuwaisiroh atau semisal Juhaiman. Bahkan ketiga terpidana mati (Imam Samudra, Amrozi dan Mukhlas), ketika mereka hendak di eksekusi, mereka meninggalakan surat washiat agar pemberontakan dan pertumpahan darah tetap dilanjutkan. Mereka mewashiatkan agar para penguasa -yang notabene masih Muslim- yang telah memerintahkan untuk mengeksekusi mereka, halal untuk dibunuh. Betul-betul washiat kesesatan yang terus diwariskan.
Pemahaman sesat mereka dengan menghalalkan cara-cara yang diharamkan Allah telah nampak pada mereka, seperti Aksi Bunuh diri mereka dengan bom, gerakan cacing mereka yang cenderung sembunyi-sembunyi di bawah tanah, ataupun gaya hidup bunglon, seperti bersembunyinya Noordin M Top dengan berganti-ganti penampilan, baik pakaian, wajah termasuk mencukur jenggotnya, itu merupakan hal biasa, yang sama sekali tidak pernah ada contohnya dari Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wa sallam- dan para Shahabatnya.
Dan perekrutan mereka tehadap "calon pengantin" (pelaku bom bunuh diri) mereka rekrut dari para pemuda yang memiliki semangat tapi bodoh dalam syariat agama. Oleh karena itu hendaknya para orangtua waspada dengan gerakan perekrutan mereka, jangan sampai anak-anak kita tercebur dan masuk dalam ajaran dan gerakan mereka...Naudzubillah. Silahkan baca, Agar anak tidak menjadi teroris . Wallahu a'lam bish-Shawwab.
Abu Harits Faishal (dari berbagai sumber)
2 comments:
http://kebenaranhanya1.wordpress.com/
@ Abu Ibrahim:
Allahu yubarik fiikum, blog bermanfaat terutama pada http://kebenaranhanya1.wordpress.com/nasehat/, untuk menasehati umat agar tidak tertipu dengan situs berkedok salafy.
Posting Komentar