SEORANG BERILMU AKAN TEGAR MENGHADAPI UJIAN
Seorang yang berilmu akan bertawakal kepada Allah, karena dia kenal Allah -Subhanahu wa Ta’ala- dengan nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya. Sehingga mereka berhati tenang dan penuh tawakal kepada Allah -Subhanahu wa Ta’ala-. Mereka tidak takut ancaman para pengancam sebesar apapun, mereka akan tegar istiqomah diatas Tauhid dan Sunnah.
“(Yaitu) orang-orang (yang menta`ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. (Ali ‘Imran:173)
“(Yaitu) orang-orang (yang menta`ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. (Ali ‘Imran:173)
Demikian pula mereka tidak menggubris cercaan orang-orang yang mencerca karena mereka yakin dengan ilmu yang mereka ketahui dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sebagaimana firman Allah -Subhanahu wa Ta’ala- :
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (Al-Maaidah:54)
Adapun orang-orang yang bodoh tidak berilmu, mereka selalu dalam keraguan. Semua yang mereka ketahui hanyalah “katanya” dan “katanya”, bukan satu kepastian dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahihah. Sehingga ujian terendah sekalipun sudah membuat mereka goyah. Cercaan dan makian, cukup membuat mereka gelisah, lebih-lebih lagi ancaman, niscaya mereka akan segera meninggalkan agamanya atau paling sedikit meninggalkan sunnah-sunnah dalam ibadahnya. Maka apakah sama orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang tidak berilmu?
(Sumber: Buletin Manhaj salaf edisi 33 tahun ke IV, 30 Dzulqo'dah 1429 H)
Lihat juga:
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (Al-Maaidah:54)
Adapun orang-orang yang bodoh tidak berilmu, mereka selalu dalam keraguan. Semua yang mereka ketahui hanyalah “katanya” dan “katanya”, bukan satu kepastian dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahihah. Sehingga ujian terendah sekalipun sudah membuat mereka goyah. Cercaan dan makian, cukup membuat mereka gelisah, lebih-lebih lagi ancaman, niscaya mereka akan segera meninggalkan agamanya atau paling sedikit meninggalkan sunnah-sunnah dalam ibadahnya. Maka apakah sama orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang tidak berilmu?
(Sumber: Buletin Manhaj salaf edisi 33 tahun ke IV, 30 Dzulqo'dah 1429 H)
Lihat juga:
0 comments:
Posting Komentar