SEORANG BERILMU AKAN SELAMAT DARI PENYIMPANGAN
Memang beda seorang yang berilmu dengan yang tidak berilmu. Seorang yang berilmu tentu akan lebih yakin daripada orang yang tidak berilmu. Seorang yang berilmu tentu akan beramal lebih tepat dan lebih sempurna daripada seorang yang beramal serampangan . Seorang yang berilmu akan bersikap lebih tepat daripada orang-orang yang bodoh yang diombang-ambingkan perasaan emosionalnya, Allah berfirman :
“Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”.(Az-Zumar:9)
Ayat ini Allah katakan setelah menyebutkan orang-orang shalih yang berdiri di tengah-tengah malam, beribadah kepada Allah -Subhanahu wa Ta'ala- dengan khusyu dan ikhlas mengharapkan kebaikan di akhirat dan takut dari adzab-Nya. Maka makna ayat diatas adalah; Lihatlah orang-orang berilmu! Mereka memiliki keimanan yang tinggi, beramal dan beribadah dengan ikhlas, berdiri dan ruku dalam keadaan takut kepada adzab Allah dan berharap rahmat Allah. Maka apakah sama mereka (orang-orang yang berilmu tersebut) dengan orang-orang yang tidak berilmu?
“Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”.(Az-Zumar:9)
Ayat ini Allah katakan setelah menyebutkan orang-orang shalih yang berdiri di tengah-tengah malam, beribadah kepada Allah -Subhanahu wa Ta'ala- dengan khusyu dan ikhlas mengharapkan kebaikan di akhirat dan takut dari adzab-Nya. Maka makna ayat diatas adalah; Lihatlah orang-orang berilmu! Mereka memiliki keimanan yang tinggi, beramal dan beribadah dengan ikhlas, berdiri dan ruku dalam keadaan takut kepada adzab Allah dan berharap rahmat Allah. Maka apakah sama mereka (orang-orang yang berilmu tersebut) dengan orang-orang yang tidak berilmu?
Orang-orang yang bodoh, kalaupun beribadah, mereka beribadah dengan kebodohannya. Kalaupun shalat ditengah malam, mereka shalat bukan karena mengharapkan pahala untuk hari akhirat, tapi seringkali hanya karena harapan-harapan dunia. Sebagian mereka beribadah karena mengharapkan bisiskan ghaib, sebagian yang lain berpuasa untuk mendapatkan kekebalan, dan seterusnya.
Bukankah termasuk suatu kebodohan kalau seorang beribadah hanya mengharapkan sesuatu yang rendah? Bukankah suatu kebodohan jika sesorang beribadah kepada Allah -Subhanahu wa Ta’ala- hanya karena mengharapkan satu keuntungan yang sementara di dunia dan dia melupakan balasan yang kekal di akhirat?
Orang-orang berilmu akan selamat dari tipuan-tipuan syaithan dan subhat-subhat kaum sesat, sehingga mereka terbimbing dengan ilmunya ke jalan yang lurus. Adapun orang-orang yang bodoh mereka dalam keadaan menerima setiap ucapan yang datang kepadanya dan mengamalkan setiap riwayat tanpa memilih mana yang shahih dan mana yang dhaif, mana yang bisa diterima dan mana yang dusta.
Berkata Al-Hasan Al-Bashri -rahimahullah-: “Seorang yang beramal tanpa ilmu akan berjalan tidak di jalan yang benar. Seorang yang beramal tanpa ilmu akan merusak lebih banyak daripada memperbaiki. Carilah ilmu dengan tidak mengabaikan ibadah! Dan beribadahlah dengan tidak mengabaikan ilmu! Karena sesungguhnya ada suatu kaum yang berupaya untuk beribadah, namun mereka melupakan ilmu. Akhirnya mereka keluar mengangkat pedang-pedangnya memerangi umat Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Kalau saja mereka mau mencari ilmu, niscaya mereka terhalang dari perbuatan mereka”. (Miftah Daaris-Sa’adah 1/83, lihat juga Lamuduril Mantsur hal.71)
Sungguh benar apa yang dikatakan oleh Al-Hasan Al-Bashri, karena khawarij menumpahkan darah kaum Muslimin, mengacaukan masyarakat Islam, memicu perang saudara dimana-mana dengan mengatas namakan jihad. Sungguh mereka lebih banyak merusak daripada memperbaiki. Maka apakah sama orang-orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu?
(Sumber: Buletin Manhaj salaf edisi 33 tahun ke IV, 30 Dzulqo'dah 1429 H)
Lihat juga:
Bukankah termasuk suatu kebodohan kalau seorang beribadah hanya mengharapkan sesuatu yang rendah? Bukankah suatu kebodohan jika sesorang beribadah kepada Allah -Subhanahu wa Ta’ala- hanya karena mengharapkan satu keuntungan yang sementara di dunia dan dia melupakan balasan yang kekal di akhirat?
Orang-orang berilmu akan selamat dari tipuan-tipuan syaithan dan subhat-subhat kaum sesat, sehingga mereka terbimbing dengan ilmunya ke jalan yang lurus. Adapun orang-orang yang bodoh mereka dalam keadaan menerima setiap ucapan yang datang kepadanya dan mengamalkan setiap riwayat tanpa memilih mana yang shahih dan mana yang dhaif, mana yang bisa diterima dan mana yang dusta.
Berkata Al-Hasan Al-Bashri -rahimahullah-: “Seorang yang beramal tanpa ilmu akan berjalan tidak di jalan yang benar. Seorang yang beramal tanpa ilmu akan merusak lebih banyak daripada memperbaiki. Carilah ilmu dengan tidak mengabaikan ibadah! Dan beribadahlah dengan tidak mengabaikan ilmu! Karena sesungguhnya ada suatu kaum yang berupaya untuk beribadah, namun mereka melupakan ilmu. Akhirnya mereka keluar mengangkat pedang-pedangnya memerangi umat Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Kalau saja mereka mau mencari ilmu, niscaya mereka terhalang dari perbuatan mereka”. (Miftah Daaris-Sa’adah 1/83, lihat juga Lamuduril Mantsur hal.71)
Sungguh benar apa yang dikatakan oleh Al-Hasan Al-Bashri, karena khawarij menumpahkan darah kaum Muslimin, mengacaukan masyarakat Islam, memicu perang saudara dimana-mana dengan mengatas namakan jihad. Sungguh mereka lebih banyak merusak daripada memperbaiki. Maka apakah sama orang-orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu?
(Sumber: Buletin Manhaj salaf edisi 33 tahun ke IV, 30 Dzulqo'dah 1429 H)
Lihat juga:
0 comments:
Posting Komentar